Semua pendaki tahu, kalau sepatu gunung itu sangat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam pendakian. Tapi, karena harganya mahal, beberapa pendaki pemula belum sanggup membelinya. Karena tabungan mereka, terlebih dahulu dipakai untuk membeli jaket gunung, tas gunung dan celana gunung. Karena ketiga item tersebut, lebih murah daripada sepatu gunung.
Harga sepatu gunung berkualitas itu sekitar 750.000-7.900.000 rupiah. Lumayan mahal, bukan? Lalu, kenapa sepatu gunung mahal? Berikut ini 3 alasan yang membuat sepatu gunung dijual dengan harga yang sangat mahal.
1. Bahan raw material berkualitas berharga mahal
Alasan pertama kenapa sepatu gunung mahal karena bahan raw material pembuat sepatu gunung berharga tinggi. Sepatu gunung adalah salah satu perlengkapan naik gunung yang sangat penting untuk menunjang keamanan dan kenyamanan selama pendakian.
Karena produsen memprioritaskan segi keamanan, ketahanan dan kenyamanan pengguna, maka produsen sepatu gunung mencari bahan sepatu yang terbaik. Produsen sepatu gunung membeli bahan sepatu yang kuat dan punya ketahanan tinggi agar pendaki tetap nyaman saat melalui jalur pendakian yang panjang. Jadi, produsen biasanya merogoh kocek agak dalam untuk mendapatkan material sepatu gunung berkualitas.
Misalnya:
- Upper sepatu gunung dengan bahan Cowhide, Nubuck (buckskin leather), dan Suede.
- Lining sepatu gunung dengan bahan anti air (Gore-Tex) dan mesh dengan fitur breathable.
- Insole terbuat dari memory foam yang lembut untuk telapak kaki. Jadi, mencegah terjadinya melepuh (blister) saat perjalanan panjang pendakian.
- Midsole sepatu gunung dengan bahan dual-layer EVA atau dual-density EVA yang empuk.
- Outsole yang kokoh dengan pola lugs yang sudah dipatenkan.
- Pelindung ujung kaki (rand) dengan konstruksi yang berkualitas.
Karena material-material itulah sepatu gunung memiliki harga mahal. Karena material tersebut meningkatkan kenyamanan dan keamanan pendaki saat pendakian. Sebagai contoh, sepatu gunung Eiger Eagle Plum 2.0.

Untuk sepatu gunung murah, biasanya dibanderol dengan harga Rp300.000-700.000. Nah, sepatu gunung Eiger Eagle Plum 2.0 dijual dengan harga Rp1.299.000. Kenapa bisa semahal itu?
- Pertama, Eiger Eagle Plum 2.0 telah mengaplikasikan teknologi lining breathable dan anti air. Artinya, sepatu gunung ini memiliki fitur waterproof (anti-air). Sangat nyaman untuk menjelajahi hutan hujan tropis.
- Kedua, Eiger Eagle Plum 2.0 telah menggunakan insole ortholite. insole ortholite adalah lapisan insole sepatu yang sudah sangat terkenal di luar negeri. Teknologi ortholite mampu membuat telapak kaki nyaman dan tidak mudah lecet setelah perjalanan jauh. Enak buat gerak, karena sesuai anatomi dari kaki pendaki.
- Ketiga, Eiger Eagle Plum 2.0 telah mengadopsi outsole Vibram. Vibram adalah outsole sepatu yang sudah memiliki paten desain. Outsole Vibram telah terbukti kuat dan ampuh untuk menjaga keselamatan dan kenyamanan pendaki saat pendakian di medan berbahaya. Outsole Vibram telah teruji untuk menaklukkan gunung K2 di Pakistan dan beberapa gunung tertinggi di dunia lainnya.
Karena komponennya mahal dan desain yang elegan, pantas saja Eiger Eagle Plum 2.0 dijual dengan harga mahal. Nilai value dari produknya sangat tinggi.
2. Sepatu gunung memiliki desain yang safety & futuristic
Selain dari segi material, sepatu gunung berharga mahal karena memiliki desain yang safety & futuristic. Misalnya saja La Sportiva Pyramid GTX.

Sepatu gunung La Sportiva Pyramid GTX memiliki tingkat safety yang tinggi. Anti selip, anti air, anti terkilir, ringan dan memiliki lapisan rand yang tebal. Jadi, dari sisi keamanan, ini produk premium!
Jika dilihat dari konstruksi sepatu gunung, La Sportiva telah menggunakan mesin jahit sepatu terbaru. Di mana hasil jahitannya rapi, kuat dan kokoh. Artinya, sepatu tidak mudah robek atau rusak saat dipakai berkali-kali untuk mendaki.
Namun bukan sampai di situ saja, produsen sepatu La Sportiva berani membuat desain sepatu gunung yang modern dan futuristic. Jadi, saat dipakai oleh pendaki, kegantengannya akan naik 10-15%. Wow, macho! Pendaki akan jadi lebih percaya diri saat memakai sepatu tersebut. Ini jadi nilai tambah yang lain. Dan boom! Harganya meroket. Saat ini, sepatu gunung La Sportiva Pyramid GTX dibanderol dengan harga Rp2.750.000. Lumayan mahal, ya? Tapi, worth it sih! Hehe. Keren abis!
3. Setiap model sepatu gunung dijual dalam jumlah terbatas
Alasan terakhir kenapa sepatu gunung mahal adalah karena eksklusifitas brand. Artinya, produsen sepatu gunung hanya memproduksi sepatu gunung dalam jumlah yang terbatas saja. Dengan begitu, sepatu gunung dengan konsep limited edition akan menciptakan FOMO (Fear Of Missing Out). Apabila permintaan lebih besar daripada penawaran, maka harga jual sepatu gunung bisa melambung tinggi.
Maka dari itu, beberapa brand ternama biasanya memiliki model sepatu gunung dengan harga selangit. Misalnya: La Sportiva, Salomon, Morrel, Hoka hingga Eiger. Keterbatasan jumlah produk inilah yang membuat harga produk makin mahal.
Beberapa brand juga melakukan marketing dengan memanfaatkan value brand dan cerita sejarah produk. Misalnya, produsen bekerja sama dengan atlet pendaki gunung yang ingin melakukan ekspedisi seven summits. Dia memproduksi sepatu gunung khusus sesuai dengan ide dari pendaki tersebut. Dan boom! Berkat tambahan cerita yang berkesan, harga sepatu gunung model X tersebut, langsung naik berkali-kali lipat.
Itulah 3 alasan kenapa sepatu gunung mahal. Sebenarnya ada alasan lain seperti konstruksi sepatu, brand dan biaya iklan. Tapi, itu hanya faktor tambahan saja. Akhir kata, semoga paham informasi penting yang kami sampaikan. Kalau ada pertanyaan, langsung tulis saja di kolom komentar di bawah.